PROBLEMATIKA SISWA
Problematika siswa
Siswa pasti tidak lepas dari PR, ulangan,
ujian tengah semester, ujian akhir semester dan hal lainnya yang bersifat
menguji kemampuan siswa itu sendiri. Lalu hal tersebut pun sangat berkaitan
erat dengan “nilai” rapornya. Lalu apa masalahnya?
Nilai tinggi! Ya, siswa ingin mendapatkan nilai tinggi agar rapornya dinilai
baik. Dengan cara apa? Nah itu dia
yang jadi permasalahannya. Setiap orang dengan ambisi tinggi terhadap suatu
tujuan yang dicapainya jika iman sedang dalam kondisi lemah, maka ia akan
menggunakan cara apapun untuk mendapatkannya.
Target untuk mendapatkan nilai tinggi pasti
seseorang mempunyai segala macam rencana dan strategi untuk mendapatkannya.
Dimulai dari strategi belajar yang baik, pemahaman yang baik untuk dapat
menyelesaikan setiap soal yang diujikan. Akan tetapi masalah muncul saat kita
menemukan kesulitan dan memprediksi hasilnya kurang dari yang diharapkan,
kemudian terpikirkan untuk mencontek. Apa
mencontek ini bagian dari strategi? Bukan! Tapi hal ini terjadi karena
keadaan kritis dan kesempatan. Apa
penyebabnya? Target siswa itu
sendiri yang salah, sehingga ketika nilainya diprediksi rendah ia akan
melakukan hal yang bisa ia lakukan agar itu tidak terjadi. Saya pun tidak
munafik, saya pernah melakukannya. Astagfirullahal-azhim,
semoga itu tidak terulang. Kemudian disadarkanlah dengan kandungan hadits
Arba’in karangan Imam Nawawi pada hadits pertama yang berbunyi:
(Hadits Arbain Nawawiyyah - Hadits Pertama) |
Arti Hadits:
"Dari
Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya
mendengar Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasalam bersabda : Sesungguhnya
setiap perbuatan tergantung niatnya.
Dan sesungguhnya setiap
orang (akan dibalas)berdasarkan
apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan)
Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan
siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang
ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan." (Riwayat
dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah
bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain,
Muslim bin Al
Hajjaj bin Muslim
Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kita Shahihnya yang
merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang)
Maknanya
apa? Berdasarkan hadits tersebut diambilah 2 poin penting,
yaitu:
1. Amal
itu bergantung pada niat; dan
2. setiap
manusia akan mendapat balasan sesuai apa yang ia niatkan.
Kemudian dihubungkanlah kandungan
hadits tersebut dengan masalah siswa ini. Ikhwanul
muslimin yang dirahmati Allah, ketika kita mengerjakan sesuatu dengan
tujuan/target/niat tertentu, itulah yang akan kita dapatkan. Jika kita hanya
belajar dengan niat hanya ingin mendapatkan nilai tinggi, maka sesungguhnya
hanya itulah yang kita dapatkan. Hingga kita buta mata, menghalalkan segala
carapun yang membuat hal tersebut tidak menjadi berkah.
Solusi dari masalah ini adalah kita harus senantiasa
meluruskan segala niat kita hanya untuk Allah semata. Hati-hati dengan niat! Ketika
kita belajar niatkanlah hanya untuk men-tadabburi
setiap ayat-ayat-Nya agar kita senantiasa dekat dengannya. Dengan niat tersebut
hati kita akan tenang. Ketika kita berniat mengerjakan sesuatu hanya untuk
Allah semata, Insya Allah semua hasil
yang diberikan oleh-Nya adalah yang terbaik. Setelah kita berusaha, berdoa,
akhirilah dengan tawakal dan ridha. Hindarilah rasa iri dan dengki, selalu
ingat bahwa Allah sudah menuliskan takdir kita saat ruh ditiup ke dalam jasad.
Ketika hasil tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, jangan bersedih dan tetap
bersyukur. Itulah yang menurut Allah baik untukmu. Sesungguhnya Allah lebih
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
Wallahu
a’lam bish-showab
Komentar
Posting Komentar